Beberapa Masalah Industri Musik Indonesia

Problems

Di Hari Musik Nasional bulan Maret 2015 lalu, saya dihubungi wartawan CNN Indonesia untuk permintaan wawancara. Setelah setuju melakukannya lewat email, saya memberikan alamat email. Di hari yang sama, saya menerima kiriman email dengan isi pertanyaan dan permintaan untuk menjawab di hari yang sama.

Saya jadi terburu-buru, dan jadi ikut merasakan pentingnya saya menjawab wawancara dan membalas email di hari yang sama. Karena jika bisa terbit di hari itu juga, tentunya momentumnya pas. Sayangnya, meski saya sudah terburu-buru dan meninggalkan beberapa tugas hari itu, artikel tidak pernah terbit. Bahkan tidak terbit hingga sekarang dan sayapun tidak pernah dihubungi kembali.

Setelah berpikir beberapa lama, tepatnya sebulan lebih, akhirnya saya putuskan untuk terbitkan wawancara tersebut di sini. Sayang, mungkin ada orang di luar sana yang bisa membuat ini menjadi berguna. Huruf tebal adalah pertanyaan (saya sudah benahi tanda baca dan kurangnya huruf kapital) dan sisanya adalah jawaban saya.

1. Sebagian besar orang indonesia hanya tahu kalau masalah di industri musik ialah pembajakan. Sebenarnya apa masalah yang sedang terjadi dan belum selesai hari ini?

Yang perlu diketahui adalah industri musik itu isinya tidak hanya industri rekaman. Industri rekaman adalah layaknya singa di kebun binatang, yaitu menjadi daya tarik utama, tapi tidak bisa dibilang mewakili kebun binatang itu sendiri.

Tentunya masalah sih banyak lah, namanya juga industri yang berada di negara berkembang. Anda bisa baca di dokumen Pengembangan Industri Musik Nasional, beberapa masalah strategis sudah diidentifikasi dan dirangkum di sana.

Tapi dalam bahasa saya sendiri, ada beberapa masalah strategis industri musik Indonesia, yaitu:

  1. Kurangnya sumber daya yang kompeten.
  2. Iklim usaha yang mendukung.
  3. Model-model pembiayaan yang membantu usaha kecil.
  4. Kewirausahaan kreatif atau jenis-jenis bisnis musik yang kurang memadai.
  5. Aplikasi teknologi yang tidak mumpuni.
  6. Pengembangan peluang untuk perluasan pasar.

Jelas bahwa masalah yang kita hadapi di industri musik itu jauh lebih kompleks daripada sekedar memberantas pembajakan. Selama ini kita mencoba mengatasi masalah industri dengan berpikir seperti komunitas, tidak berstrategi menyeluruh seperti layaknya sebuah industri. Makanya tidak selesai-selesai. Muter-muter aja.

2. Apakah pemerintah sudah membantu hal tersebut?
Tentunya ada upaya membantu, jika dimintai tolong. Misalnya ada band yang kebetulan bisa mendapat show di luar negeri, pemerintah biasanya membantu semampunya.

Tapi seharusnya pencapaian kan bukan kebetulan saja, melainkan melalui sebuah disain. Yang kami harapkan dari pemerintah adalah bantuan untuk mendisain program yang menyeluruh, serta menetapkan regulasi-regulasi yang mendukung pembentukan dan pengembangan industri musik. Sesudah itu, eksekusinya harus diawasi bersama. Agar benar-benar mencapai tujuan.

3. Pelaku industri tentu saja tidak hanya boleh menuntut. Apa yang menjadi tanggung jawab musisi untuk memajukan industri musik Indonesia?
Yang punya tanggung jawab bukan hanya musisi dong. Tapi semua stakeholder, termasuk pemerintah. Menurut saya kata kuncinya adalah sinerji.

Dalam kacamata industri, pemerintah kan hanya berperan kecil saja. Regulasi pemerintah hanya salah satu dari sekian faktor yang membuat sebuah usaha bisa mencapai kesuksesan. Selama ini tanpa dukungan serius dari pemerintah ya industri berjalan saja. Meski terseok-seok, ya tapi tetap jalan.

Sementara itu, di kacamata pemerintah, industri musik hanyalah salah satu elemen kecil saja. Disatukan dengan elemen-elemen lain, maka terjadilah apa yang menjadi tugas pemerintah, yaitu ekonomi makro/nasional. Selama ini tanpa industri musik juga pemerintah kan ya jalan aja, nggak masalah. Wong kontribusi industri musik juga hanya 1% dari seluruh industri kreatif. Kami ini kan hanya anak bawang.

Tapi, seperti ditegaskan ketua BEK, Triawan Munaf, di media beberapa minggu lalu, industri musik akan menjadi salah satu lokomotif industri kreatif nasional. Kenapa? Musik itu punya daya tarik luar biasa. Dan kemajuan industri musik bisa mendorong kemajuan dibanyak bidang lain. Jadi jika stakeholder (industri dan pemerintah) bisa bersinerji, tentunya bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

4. Pembajakan selalu menjadi tema favorit. Seperti apa alur pembajakan karya yang terjadi hari ini?
Saya tidak tahu menahu lagi soal pembajakan. Tapi menurut beberapa rekan, bisnis pembajakan musik itu juga mulai sulit. Mereka juga susah mencari pembeli.

Gambar: Francesco De Francesco (CC BY-NC-SA 2.0).

Author: Robin

Jack of all trades living in SF Bay Area, California. Asian.

3 thoughts on “Beberapa Masalah Industri Musik Indonesia”

  1. Soal kemarin band yang gagal berangkat ke Festival SXSW, masalah visa kerja #2Apakah pemerintah sudah membantu hal tersebut?

    1. Saya kurang mengikuti masalah band Indonesia ke SXSW, yang saya dengar dan mengerti bahwa hanya Lightcraft yang paling siap untuk berangkat, jadi hanya mereka yang berangkat.

      Bisa lebih jelas menerangkan permasalahannya kenapa visa bisa tidak keluar?

  2. Gimana dengan faktor pendorong industri musik berkembang di Indonesia. kenapa seklaian ngak dibahas..di tunggu yaa hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *